Menyoal Kau

11.46 sebut saja dewi 0 Comments




MA,

Engkau menjadi arus dalam sungai yang mengalir deras dalam tubuhku setelah Desember, 
asing yang merubah rinai menjadi ricik.
Asing yang menjelma tak asing dalam denyut tiap detik nadiku, ah aku ingat dari hembus angin kau berujar bahwa kau benci menjadi asing, aku ingin tertawa setiap mengingatmu tak terima menjadi asing.
Kau tak benar-benar asing, tuan.
Kau ricik dalam sungai tubuhku, memberi suara dan warna dalam setiap alirannya.

Lain hari kau menjelma awan,
bergumpal selayaknya gula-gula kapas warna-warni yang begitu aku dambakan dalam masa kecilku.
Aku berdiri di bawahmu, mengikuti kemanapun engkau bergerak, sampai aku tiba di matamu,
ya, matamu pasar malam,
menghipnotisku, menuntun dalam keriuhan melesapkan biru yang menyelimuti.

Ya, kau arus dalam sungaiku, awan dalam hariku, gula-gula kapas dalam pasar malamku.
Kau bukan lagi asing,
masa kecilku terangkum dalam dirimu, 
aku menemukanku dalam dirimu.

You Might Also Like

0 komentar: