Rindu? Entahlah.

18.07 sebut saja dewi 0 Comments

Dalam kematian kata-kata kita, ada rindu yang mengikut, menghantui malam-malam yang hitam memekat.

Adalah aku yang dikejar rindu. Berusaha sekuat tenaga berlari menghindarinya, bersembunyi dalam pola-pola baru tentang proses melunturkan memori.

Ya, aku berhasil bersembunyi, menghindari kejaran rindu yang membabi buta, setidaknya sampai proses pelunturan memori selesai.

Dan, saat memori telah luntur semua, semua tak seperti yang diharap, tak lagi ada tempat untuk bersembunyi. Dengan mudahnya aku terkejar oleh rindu yang dengan congkaknya kembali menanam memori dalam neuron-neuron otakku.

Kalah, lagi-lagi aku kalah. 
Rindu berhasil menginvasi sebagian ruang rasa dan dengan cepatnya bereplikasi sampai menyentuh pucuk-pucuk hati.
Aku tak berdaya.
Aku diperdaya rindu.

Dan di sudut lain kota ini, aku tahu pasti rindu telah lama mati di sana. 
Rindu kalah dengan entah apa, mungkin dengan konsep-kosep tentang perasaan, atau mungkin dengan matinya kata-kata dia juga turut mati. 
Entahlah.






You Might Also Like

0 komentar: